1. Pengertian
Pendekatan SAVI
Pendekatan
SAVI diperkenalkan pertama kali oleh Dave Meier. Meier (2009:92) mengatakan, “Manusia memiliki empat dimensi yakni: tubuh atau
somatis (S), pendengaran atau auditori (A), penglihatan atau visual (V), dan
pemikiran atau intelektual (I)”. Bertolak
dari pandangan ini, ia mengajukan model pembelajaran aktif yang disingkat SAVI
yaitu somatis yang bermakna belajar dengan berbuat; auditori yang bermakna
belajar dengan berbicara dan mendengarkan; visual yang bermakna belajar dengan
mengamati dan menggambarkan; serta intelektual yang bermakna belajar dengan
berpikir dan merenung. Dengan demikian, belajar bisa terjadi secara optimal
jika keempat unsur SAVI ada dalam proses pembelajaran, yaitu menggabungkan
gerak fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua inderanya.
Suyatno
(2009:65) mengatakan,
“Pembelajaran Somatis Auditori Visual
Intelektual adalah pembelajaran
yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang
dimiliki oleh siswa”. Dari pengertian ini, jelas bahwa pendekatan SAVI
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggabungkan gerak fisik dengan
aktivitas intelektual dan penggunaan semua inderanya dalam proses pembelajaran. Hal
ini sangat penting agar peserta didik mempunyai
pemahaman bahwa yang mereka pelajari berguna bagi kehidupan.
SAVI dalam pembelajaran memunculkan
sebuah konsep belajar yang disebut Belajar Berdasar Aktivitas (BBA). Belajar
berdasar aktivitas berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan
memanfaatkan indera sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh dan pikiran
terlibat dalam proses belajar. Pelatihan konvensional cenderung membuat orang
tidak aktif secara fisik dalam jangka waktu yang lama. Terjadilah kelumpuhan
otak dan belajar pun melambat atau bahkan berhenti sama sekali. Mengajak orang
untuk bergerak secara berkala akan meningkatkan kerja otak dan dapat
berpengaruh positif pada peningkatan hasil belajar (Hamruni, 2008:167).
2. Karakteristik Pendekatan SAVI
a. Somatic
Somatic berasal dari bahasa yunani yang berarti tubuh. Jika dikaitkan dengan
belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerak atau berbuat (hands-on).
Siswa belajar dengan cara mengalami dan melakukan suatu hal. Sehingga
pembelajaran somatic adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh
(indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik) (Rusman,
2012:373).
b. Audiotori
Audiotori merupakan belajar berbicara dan mendengar. Ketika kita berbicara
beberapa area otak kita akan menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam
pembelajaran siswa hendaknya mengajak siswa lain untuk membicarakan yang mereka
pelajari, menerjemahkan pengalaman dengan suara. Mengajak siswa berbicara
memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana
kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, dan
menciptakan makna pribadi bagi diri mereka sendiri (Meier,
2009:93).
c. Visual
Visual berarti belajar dengan menggunakan indera pengelihatan dengan cara
mengamati dan menggambarkan. Pada otak kita terdapat lebih banyak perangkat
untuk memproses informasi visual dari pada semua indera yang lain. Siswa yang
menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang
dibicarakan seseorang penceramah (Rusman, 2012:374).
d. Intelektual
Intelektual
berarti belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir (minds-on) yakni
dengan cara memecahkan masalah dan merenung atau belajar dengan memecahkan
masalah dan mencerminkan. Tindakan pembelajar yang menggunakan kecerdasan dan
pikiran mereka secara internal untuk merenungkan suatu pengalaman dan
menciptakan hubungan, makna, dan nilai dari pengalaman. Hal ini diperkuat
dengan makna intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, dan
memecahkan masalah (Meier, 2009:95).
3. Prinsip Dasar Pendekatan SAVI
a.
Pembelajaran melibatkan seluruh
pikiran dan tubuh.
b.
Pembelajaran berarti berkreasi
bukan mengkonsumsi.
c.
Kerjasama membantu proses
pembelajaran.
d.
Pembelejaran berlangsung pada
banyak tingkatan.
e.
Belajar adalah mengerjakan
pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik.
f.
Emosi positif sangat membantu
pembelajaran.
g.
Otak kita dapat menyerap informasi
secara langsung dan otomatis (Suyatno, 2007:33).
4. Tahap-tahap Pendekatan SAVI
a.
Persiapan
Tujuan tahap persiapan adalah menimbulkan minat para pembelajar,
memberi mereka perasaan positif menganai pengalaman belajar yang akan datang,
dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar.
b.
Penyampaian
Tujuan tahap ini adalah membantu pembelajar menemukan materi belajar
yang baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan
pancaindera, dan cocok untuk semua gaya belajar.
c.
Pelatihan
Tujuan tahap ini adalah membantu pembelajar mengintegrasikan dan
menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara.
d.
Penampilan Hasil
Tujuan tahap ini adalah membantu
pembelajar menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka
pada pekerjaan, sehingga hasil belajar akan melekat dan terus meningkat (Rusman, 2012:373-374).
5. Langkah-langkah Pendekatan SAVI
a.
Mengelompokkan siswa dalam kelompok beranggotakan
empat orang.
b.
Semua siswa mempunyai alat peraga, yaitu sebuah gambar sel saraf.
c.
Meminta siswa memperagakan konsep yang dipelajari
sambil mengucapkan secara terperinci langkah-langkahnya (somatik dan
auditori).
d.
Setiap kelompok diberi soal-soal yang telah disiapkan
oleh guru.
e.
Setiap siswa diminta mendiskusikan tentang soal-soal
yang diberikan perkelompok.
f.
Selama diskusi berlangsung guru mengamati kerja setiap
kelompok secara bergantian dan mengarahkan atau membantu siswa yang kesulitan.
g.
Pada akhir kerja kelompok, setiap kelompok diminta
perwakilan untuk mengerjakan soal-soal yang telah diberikan di papan tulis.
Sedangkan siswa yang lain menanggapinya (somatik, auditori,
visual dan intelektual) (Bobbi, 2007:83).
6. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan
SAVI
a.
Kelebihan Pendekatan SAVI
a) Membangkitkan
kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan
aktivitas intelektual.
b) Siswa tidak mudah
lupa karena siswa membangun sendiri pengetahuan yang dimilikinya.
c) Suasana
dalam proses pembelajaran menyenangkan karena siswa merasa diperhatikan
sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar.
d) Memupuk
kerjasama karena siswa yang lebih pandai diharapkan dapat membantu yang kurang
pandai.
e) Memunculkan
suasana belajar yang lebih baik, menarik dan efektif.
f) Mampu
membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa.
g) Memaksimalkan
ketajaman konsentrasi siswa.
h) Siswa akan
lebih termotivasi untuk belajar lebih baik.
i)
Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan
pendapat dan berani menjelaskan jawabannya.
j)
Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar (Meier, 2009:91-92).
b.
Kekurangan Pendekatan
SAVI
a) Pendekatan
ini menuntut adanya guru yang sempurna sehingga dapat memadukan keempat komponen dalam SAVI secara
utuh.
b) Penerapan
pendekatan ini membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang
menyeluruh dan disesuaikan dengan kebutuhannya, sehingga memerlukan biaya
pendidikan yang sangat besar. Terutama untuk pengadaan media pembelajaran yang
canggih dan menarik. Ini dapat terpenuhi pada sekolah-sekolah maju (Meier, 2009:99).
0 Response to "Pendekatan Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI)"
Posting Komentar